sponsor

Di Ikuti hantu


Hari itu aku mengantarkan keluargaku pergi ke rumah
saudaraku. Anak dari kakaknya ayahku barusaja
melahirkan, kami kesana untuk menjenguk sekalian
munggahan sebelum masuk bulan puasa.Aku menyetir
mobil sedan dengan sangat santai menyusuri jalanan
yang berkelok-kelok.

Ayahku duduk didepan dan sudah
tertidur pulas dengan topi yang menutupi wajahnya
sedangkanibuku duduk dibelakang sambil
memperhatikan jalan. Ini bukan pertama kalinya aku pergi
kesana,perjalanan ku dihiasi dengan pemandangan hutan
yang sangat indah. Beberapa belokannya
terkadangmenghadap ke jurang, untungnya cuaca saat
itu sedang bagus.Sangat cerah, membuat jalanan tidak
licin dan jalanan terasa menyenangkan.

Sekitar jam 1
siangkami sampai, sebuah rumah berarsitektur belanda
sangat terlihat klasik. Dengan jendela kain bersekat serta
halaman depan dan belakang yang luas. Dihiasi pohon
pisang, jambu, nangka dan ketika masuk pun barang-
barang yang ada memang sangat klasik.Katanya beliau
memang suka mengumpulkan barang-barang kuno.
Sambutan hangat dari keluargabesarku terasa, paman
selalu mencium pipi kiri dan kananku sambil
mengomentari penampilan danbertanya tentang kuliahku
yang belum selesai. Aku agak sedikit malas kalo sudah
membahas soalitu, jadi aku kembali ke mobil untuk
menurunkan beberapa tas ayah dan ibuku yang
berencanamenginap pada hari itu dan aku mencari
kesibukan lain.Aku tidak akan menginap malam itu,
karena paginya aku sudah janji untuk bimbingan.

Waktu
pun berlalu dan setelah berbasa-basi, akhirnya jagoannya
pun keluar. Seorang anak laki-laki berumur sekitar 5
bulan bernama salim. Rasa lelahku pun terasa hilang
ketika melihat salim, seorang anak yang sangat lucu
sekali.Satu-persatu, anggota keluarga besar kami
menggendongnya dan menggoda salim. Aku
menunggugiliran sampai akhirnya giliranku pun tiba, aku
mencoba menggoda salim untuk membuatnyatertawa
dan astaga kami semua terperanjat ketika tiba-tiba saja
salim seorang anak yang baru sekitar5 bulanan tertawa
seperti itu.

Aku langsung memberikannya kepada ibunya
dan kami semua terdiam, paman langsung berteriak-teria
k. "Jangan ganggun cucu saya, berani sama saya" aku
pun terdiam karena kaget melihat paman,dan seketika
suasana menjadi sangat tidak enak. Paman langsung
mengajak kami ke belakang, yangdimana dibelakang ada
sebuah pohon pisang yang cukup besar.Paman tiba-tiba
saja menyuruhku mengambil kampak digudang, aku pun
bergegas ke gudang yangtidak jauh dari sana. Kini aku
sudah memegang kampak itu, dan paman menyuruhku
untukmenebang pohon pisang itu. Lalu paman
menggendong salim sambil membaca-baca doa,
sambilmenunjuk kepadaku untuk segera menebang
pohon pisang itu.Aku segera menancapkan kampak itu
ke pohon pisang dan terdengar salim tertawa lagi.

Astaga, jantungku mulai tidak terkendali. Aku semakin
cepat menebang pohon pisang itu sampai, bersamaan
dengan pohon itu tumbang suara salim pun kembali
normal. Merinding ku pun hilang, paman bilangdipohon
itu memang ada penunggunya.Tapi kalo sudah
mengganggu seperti tadi, wajib diusir begitu katanya.
Setelah itu, kami langsung berkumpul kembali untuk
mengaji. Sayangnya aku tidak bisa ikut, karena takut
kemalamanpulangnya dan sekitar jam 7 malam aku pun
berangkat kembali menuju rumah. Perjalananku
terasasangat sepi waktu itu ketika aku sadar bahwa cd
player mobilk sedang rusak.Aku menancap gas di
jalanan, terlihat jalanan hutan yang sekarang kondisinya
tidak senyaman tadi siang, gelap dan membuatku jadi
takut.

Untung saja ini bukan akhir pekan jadi jalanan
terasa sepi, membuatku lebih cepat sampai ke rumah.
Namun ditengah perjalananku, aku merasa
telingakuseperti tertutup mendengung.Ini mungkin
pengaruh udara selama perjalanan, memang biasanya
seperti itu. Tapi tidak ini berbeda, sekarang ditelingaku
terdengar seperti banyak orang yang mengobrol. Ada
suara-suara yang berbisik kepadaku dan sangat banyak.
Berkali-kali aku mengucek-ngucek telingaku, tapi suara
itu terdengar jelas seakan-akan didepan telingaku.Aku
hanya bisa mendiamkannya, suaranya benar-benar
menggangguku. Samar-samar akumendengar seperti
sebuah bahasa daerah, itu terus terjadi sepanjang
perjalananku. Aku pun sudahsampai di jalan padalarang,
ini sudah dekat dengan bandung dan suara tadi sekarang
perlahan-lahanhilang kadang muncul namun tidak begitu
jelas.Aku membuka jendela dan memperlambat mobilku,
lengan kananku bersandar dijendela sambilmemegang
stir mobil.

Sedang lenganku yang kiri, aku sandarkan ke
kursi sebelah. Aku mencobauntuk bersantai, aku menarik
nafas dan mencoba untuk berpikir positif. Lalu tidak lama
aku merasasesuatu yang berat menindih
tanganku.Sangat berat dan lama kelamaan terasa dan
bertekstur, ini seperti rambut. Agak kasar dan berat, aku
coba untuk menahannya dan tubuhku mendadak dingin.
Aku merasa kondisiku saat itu benar-benar ketakutan.
Aku tidak berani melihat ke arah samping atau arah
manapun, yang aku lihat hanyalah jalan didepanku
saja.Entah untuk berapa lama sampai akhirnya didepan
terlihat sebuah minimarket. Aku membelokanmobilku ke
arah minimarket itu, suasana disana lumayan ramai dan
terang. Dan mulai perlahanlengan kiriku mulai bisa
digerakan, aku berharap itu hanya halusinasiku saja. Aku
memberanikandiri untuk melihat kesamping dan
untungnya tidak ada siapa-siapa di sebelahku.Ini benar-
benar hanya sugestiku saja, aku turun dari mobil lalu
masuk ke dalam minimarket untuk membeli minuman.

Kondisi minimarket itu agak sedikit membuatku tenang,
aku ke kasir sambilmembawa botol minuman dingin.
Ketika aku akan membayar, tiba-tiba jantungku berdegup
kencangketika dilengan kiriku menempel sehelai rambut
yang cukup panjang.Aku menariknya dan benar saja itu
sehelai rambut yang cukup panjang berwarna hitam.
Setelah bayar aku segera masuk ke dalam mobil, masih
ada perasaan takut namun rumahku sudah tidak jauh
lagidan saat itu sudah hampir tengah malam. Tidak
mungkin aku tidak pulang dengan kondisi yangbenar-
benar aneh ini.Aku mengumpulkan segenap keberanianku
untuk masuk ke dalam mobil lalu menyalakan mesin
danmulai melanjutkan perjalanan pulang.

Sesekali aku
melihat ke kiri dan kananku, semua nampaknormal saja.
Aku agak sedikit lega, aku mulai membelokan mobilku
masuk ke sebuah jalan dannantinya akan masuk ke
dalam komplek rumahku.Anehnya jalan itu terasa sepi,
dan gelap. Jalan ini biasa aku lewati setiap aku pulang,
tapi sepertinya jalan ini mulai asing buatku. Dan ketika
aku menyalakan lampu jauh, astaga sepanjang jalan ini di
kiri dan kanan-nya aku lihat adalah pohon pisang. Aku
berjalan di kiri dan kanan yang dikelilingi kebun
pisang.Sangat mengerikan, padahal jelas sekali aku tidak
salah jalan. Seharusnya ini jalan komplek, aku tidak bisa
berpikir apa-apa, aku benar-benar bingung. Dan tiba-tiba
saja "hii hiii hiihiihiii...", jantungku serasa tidak ada saat
itu, saat aku mendengar ada suara cekikikan seorang
wanita dan ketika aku tengok ke samping.Astaga, sebuah
rambut hitam terurai sangat lebat. Berbentuk gundukan
dan bergerak-gerak, ada tepat disebelahku saat itu.
Hanya sebuah rambut yang bergerak-gerak terjuntai
panjang dan sangat tebal. Aku benar-benar kaget saat
itu, aku hilang kendali dan membanting stir
sampai...Entah bagaimana ketika aku sadar, aku
terbangun dengan sebuah lampu. Ini kamar rumah sakit,
aku tidak tau lagi kenapa aku bisa sampai disini. Kakiku
patah, dan butuh waktu yang cukup lama untuk
penyembuhan. Jujur aku tidak tau akan tertimpa
musibah seperti ini, hal ini benar-benar diluar dugaanku
dan yang jelas aku merasa kejadianku itu ada
hubungannya dengan pohon pisang yang aku tebang
dirumah saudaraku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar