sponsor

Hantu di rumah ku

GRumah kami
memang banyak penunggunya dikarenakan tanah yang
dibangunin tempat rumah kamidulunya banyak ditanami
tumbal-tumbal (bukan tumbal orang tapi tumbal hewan
kayak tanduk rusadan sebagainya). Kami tinggal bersama
orang tua istri ku(mertua), karena istri ku anak
perempuanterakhir.

Waktu itu seperti biasa pagi-pagi aku
berangkat kerja dan orang tua kami juga sama-
samakerja, jadi di rumah hanya tinggal istri ku seorang.
Dalam anggota keluarga kami yang paling seringmelihat
hal-hal gaib adalah istri ku.Di saat istri ku seorang diri,
dia mulai bosan lihat tv karena acara tv tidak ada yang
bagus, lalu diamemutuskan untuk tidur siang. Kebetulan
di depan pintu kamar tidur istri ku terparkir sepeda
motormilik adikku, karena adikku meminjam sepeda
motor ku (tukeran).

Di saat istri ku mulai tidur pulas, dia
terbangun karena ada suara aneh di depan pintu dan
kebetulandia juga ingin ke kamar mandi untuk buang air
kecil. Di saat dia bangun dia belum lihat ke arahpintu
kamar, tapi dia sudah ngerasa hawa kamar menjadi
dingin padahal waktu itu jam 12 siangdisaat panas-
panasnya udara.

Di sini dia sudah mulai merasa ada yang
tidak beres.ketika dia melihat ke arah pintu dia langsung
kaget campur takut, dia melihat sesosok pocong yanglagi
duduk-duduk di atas sepeda motor milik adikku itu,
dengan wajah kayak orang yang baru matitabrakan
karena wajahnya penuh dengan darah segar dan kain
kafannya masih bersih.

Dia perhatikanpocong itu terus
tapi tidak hilang-hilang. Malah pocong ini mengeluarkan
tangannya terus membukakain pocongnya dibagian
kepala sehingga kepala dan rambutnya terlihat jelas dan
berpose kayakorang lagi menyisir rambut di depan kaca
spion sepeda motor.Istri ku langsung menutupi sekujur
tubuhnya dengan selimut sambil baca-baca doa.

Selang
beberapasaat istri ku mencoba membuka selimut
sebagian yang menutupi mukanya ingin mengecek
apapocong itu sudah hilang. Dan ternyata pocong itu
masih di atas sepeda motor tadi, malah dia
sekarangmelotot ke arah istri ku. Karena istri ku
orangnya rada penakut dia tidak berani keluar ke
kamarmandi, dia malah milih untuk nahan buang air
kecilnya.

Alhasil selang beberapa saat pocong ituhilang
dengan sendirinya.disaat aku pulang sekitar jam 1 siang
(karena tokoku kalau siang tutup dan buka lagi kalau
sore),Kulihat istri ku di depan rumah dengan wajah
penuh keringat, dan pucat. Lalu dia bercerita kalau
diahabis lihat pocong dengan wajah penuh darah di atas
sepeda motor milik adikku itu. Sampai sekarangku masih
bingung darimana asal pocong itu, apa dari rumah atau
dari sepeda motor adikku, karenaadikku juga waktu beli
sepeda motor itu kaya ada goresan dikit habis tabrakan.

Sukur bayi kami tidaktidak kenapa dengan kejadian
tersebut dan lahir dengan sehat.
.

Di Ikuti hantu


Hari itu aku mengantarkan keluargaku pergi ke rumah
saudaraku. Anak dari kakaknya ayahku barusaja
melahirkan, kami kesana untuk menjenguk sekalian
munggahan sebelum masuk bulan puasa.Aku menyetir
mobil sedan dengan sangat santai menyusuri jalanan
yang berkelok-kelok.

Ayahku duduk didepan dan sudah
tertidur pulas dengan topi yang menutupi wajahnya
sedangkanibuku duduk dibelakang sambil
memperhatikan jalan. Ini bukan pertama kalinya aku pergi
kesana,perjalanan ku dihiasi dengan pemandangan hutan
yang sangat indah. Beberapa belokannya
terkadangmenghadap ke jurang, untungnya cuaca saat
itu sedang bagus.Sangat cerah, membuat jalanan tidak
licin dan jalanan terasa menyenangkan.

Sekitar jam 1
siangkami sampai, sebuah rumah berarsitektur belanda
sangat terlihat klasik. Dengan jendela kain bersekat serta
halaman depan dan belakang yang luas. Dihiasi pohon
pisang, jambu, nangka dan ketika masuk pun barang-
barang yang ada memang sangat klasik.Katanya beliau
memang suka mengumpulkan barang-barang kuno.
Sambutan hangat dari keluargabesarku terasa, paman
selalu mencium pipi kiri dan kananku sambil
mengomentari penampilan danbertanya tentang kuliahku
yang belum selesai. Aku agak sedikit malas kalo sudah
membahas soalitu, jadi aku kembali ke mobil untuk
menurunkan beberapa tas ayah dan ibuku yang
berencanamenginap pada hari itu dan aku mencari
kesibukan lain.Aku tidak akan menginap malam itu,
karena paginya aku sudah janji untuk bimbingan.

Waktu
pun berlalu dan setelah berbasa-basi, akhirnya jagoannya
pun keluar. Seorang anak laki-laki berumur sekitar 5
bulan bernama salim. Rasa lelahku pun terasa hilang
ketika melihat salim, seorang anak yang sangat lucu
sekali.Satu-persatu, anggota keluarga besar kami
menggendongnya dan menggoda salim. Aku
menunggugiliran sampai akhirnya giliranku pun tiba, aku
mencoba menggoda salim untuk membuatnyatertawa
dan astaga kami semua terperanjat ketika tiba-tiba saja
salim seorang anak yang baru sekitar5 bulanan tertawa
seperti itu.

Aku langsung memberikannya kepada ibunya
dan kami semua terdiam, paman langsung berteriak-teria
k. "Jangan ganggun cucu saya, berani sama saya" aku
pun terdiam karena kaget melihat paman,dan seketika
suasana menjadi sangat tidak enak. Paman langsung
mengajak kami ke belakang, yangdimana dibelakang ada
sebuah pohon pisang yang cukup besar.Paman tiba-tiba
saja menyuruhku mengambil kampak digudang, aku pun
bergegas ke gudang yangtidak jauh dari sana. Kini aku
sudah memegang kampak itu, dan paman menyuruhku
untukmenebang pohon pisang itu. Lalu paman
menggendong salim sambil membaca-baca doa,
sambilmenunjuk kepadaku untuk segera menebang
pohon pisang itu.Aku segera menancapkan kampak itu
ke pohon pisang dan terdengar salim tertawa lagi.

Astaga, jantungku mulai tidak terkendali. Aku semakin
cepat menebang pohon pisang itu sampai, bersamaan
dengan pohon itu tumbang suara salim pun kembali
normal. Merinding ku pun hilang, paman bilangdipohon
itu memang ada penunggunya.Tapi kalo sudah
mengganggu seperti tadi, wajib diusir begitu katanya.
Setelah itu, kami langsung berkumpul kembali untuk
mengaji. Sayangnya aku tidak bisa ikut, karena takut
kemalamanpulangnya dan sekitar jam 7 malam aku pun
berangkat kembali menuju rumah. Perjalananku
terasasangat sepi waktu itu ketika aku sadar bahwa cd
player mobilk sedang rusak.Aku menancap gas di
jalanan, terlihat jalanan hutan yang sekarang kondisinya
tidak senyaman tadi siang, gelap dan membuatku jadi
takut.

Untung saja ini bukan akhir pekan jadi jalanan
terasa sepi, membuatku lebih cepat sampai ke rumah.
Namun ditengah perjalananku, aku merasa
telingakuseperti tertutup mendengung.Ini mungkin
pengaruh udara selama perjalanan, memang biasanya
seperti itu. Tapi tidak ini berbeda, sekarang ditelingaku
terdengar seperti banyak orang yang mengobrol. Ada
suara-suara yang berbisik kepadaku dan sangat banyak.
Berkali-kali aku mengucek-ngucek telingaku, tapi suara
itu terdengar jelas seakan-akan didepan telingaku.Aku
hanya bisa mendiamkannya, suaranya benar-benar
menggangguku. Samar-samar akumendengar seperti
sebuah bahasa daerah, itu terus terjadi sepanjang
perjalananku. Aku pun sudahsampai di jalan padalarang,
ini sudah dekat dengan bandung dan suara tadi sekarang
perlahan-lahanhilang kadang muncul namun tidak begitu
jelas.Aku membuka jendela dan memperlambat mobilku,
lengan kananku bersandar dijendela sambilmemegang
stir mobil.

Sedang lenganku yang kiri, aku sandarkan ke
kursi sebelah. Aku mencobauntuk bersantai, aku menarik
nafas dan mencoba untuk berpikir positif. Lalu tidak lama
aku merasasesuatu yang berat menindih
tanganku.Sangat berat dan lama kelamaan terasa dan
bertekstur, ini seperti rambut. Agak kasar dan berat, aku
coba untuk menahannya dan tubuhku mendadak dingin.
Aku merasa kondisiku saat itu benar-benar ketakutan.
Aku tidak berani melihat ke arah samping atau arah
manapun, yang aku lihat hanyalah jalan didepanku
saja.Entah untuk berapa lama sampai akhirnya didepan
terlihat sebuah minimarket. Aku membelokanmobilku ke
arah minimarket itu, suasana disana lumayan ramai dan
terang. Dan mulai perlahanlengan kiriku mulai bisa
digerakan, aku berharap itu hanya halusinasiku saja. Aku
memberanikandiri untuk melihat kesamping dan
untungnya tidak ada siapa-siapa di sebelahku.Ini benar-
benar hanya sugestiku saja, aku turun dari mobil lalu
masuk ke dalam minimarket untuk membeli minuman.

Kondisi minimarket itu agak sedikit membuatku tenang,
aku ke kasir sambilmembawa botol minuman dingin.
Ketika aku akan membayar, tiba-tiba jantungku berdegup
kencangketika dilengan kiriku menempel sehelai rambut
yang cukup panjang.Aku menariknya dan benar saja itu
sehelai rambut yang cukup panjang berwarna hitam.
Setelah bayar aku segera masuk ke dalam mobil, masih
ada perasaan takut namun rumahku sudah tidak jauh
lagidan saat itu sudah hampir tengah malam. Tidak
mungkin aku tidak pulang dengan kondisi yangbenar-
benar aneh ini.Aku mengumpulkan segenap keberanianku
untuk masuk ke dalam mobil lalu menyalakan mesin
danmulai melanjutkan perjalanan pulang.

Sesekali aku
melihat ke kiri dan kananku, semua nampaknormal saja.
Aku agak sedikit lega, aku mulai membelokan mobilku
masuk ke sebuah jalan dannantinya akan masuk ke
dalam komplek rumahku.Anehnya jalan itu terasa sepi,
dan gelap. Jalan ini biasa aku lewati setiap aku pulang,
tapi sepertinya jalan ini mulai asing buatku. Dan ketika
aku menyalakan lampu jauh, astaga sepanjang jalan ini di
kiri dan kanan-nya aku lihat adalah pohon pisang. Aku
berjalan di kiri dan kanan yang dikelilingi kebun
pisang.Sangat mengerikan, padahal jelas sekali aku tidak
salah jalan. Seharusnya ini jalan komplek, aku tidak bisa
berpikir apa-apa, aku benar-benar bingung. Dan tiba-tiba
saja "hii hiii hiihiihiii...", jantungku serasa tidak ada saat
itu, saat aku mendengar ada suara cekikikan seorang
wanita dan ketika aku tengok ke samping.Astaga, sebuah
rambut hitam terurai sangat lebat. Berbentuk gundukan
dan bergerak-gerak, ada tepat disebelahku saat itu.
Hanya sebuah rambut yang bergerak-gerak terjuntai
panjang dan sangat tebal. Aku benar-benar kaget saat
itu, aku hilang kendali dan membanting stir
sampai...Entah bagaimana ketika aku sadar, aku
terbangun dengan sebuah lampu. Ini kamar rumah sakit,
aku tidak tau lagi kenapa aku bisa sampai disini. Kakiku
patah, dan butuh waktu yang cukup lama untuk
penyembuhan. Jujur aku tidak tau akan tertimpa
musibah seperti ini, hal ini benar-benar diluar dugaanku
dan yang jelas aku merasa kejadianku itu ada
hubungannya dengan pohon pisang yang aku tebang
dirumah saudaraku.

Pangeran kesiangan


Hari ini Lia memasuki sekolah baru, kelas baru dan
teman-teman baru. Teman yang belum dikenalnya sama
sekali.
Tik tok tik tok.. Lia melirik jam tangannya, pukul 06.50.
“huh udah jam segini, mana masuk jam 7 pas lagi,
angkot penuh semua rrrgh” Lia mengomel-ngomel
sendiri.

Tiba-tiba ada motor yang hampir menyerempetnya.
“woy liat-liat dong! Mau bunuh gue lo ya?” ucap Lia
sewot.
“eh sorry-sorry, gue gak liat lo” ucap cowok itu yang
bernama Aldi.
“buset dah lo, badan gue segede gini apa gak keliatan”
“kok lo jadi nyolot, kan gue udah minta maaf kali, lagian
gue lagi buru-buru nih”

“emang lo doang? Gue juga udah hampir telat nih!”
“ya udah lo berangkat bareng aja sama gue, lagian pasti
angkotnya penuh semua, bentar deh.. lo anak SMA Satu
Hati kan?”
“idih ogah dah gue, mending gue jalan kaki. Eh tau dari
mana lo?”
“yakin lo mau jalan kaki? Gempor-gempor dah lo, gue liat
dari bet baju lo lah, lo mau ikut bareng gue gak?”

“gak!” ucap Lia dengan singkatnya.
“yakin nih? Ya udah bye, 7 menit lagi gerbang sekolah
bakalan ditutup, dan lo gak bakal boleh masuk”
“eeehh tunggu gue ikut sama lo aja deh”
“cepetan naik tuan putri”
“nama gue Lia bukan Putri”
“ooh nama gue Aldi”
“bodo gak nanya”
Mereka pun berangkat, Aldi membonceng Lia, Aldi
membawa motornya sedikit ngebut karena mereka sudah
hampir terlambat
Selama di perjalan mereka tidak ngobrol sedikitpun, Lia
bisa mencium wangi Aldi yang terhembus angin pagi..
“hmm wangi banget ini cowok” ucapnya dalam hati
Lia tengah menikmati harumnya badan Aldi, tiba-tiba.
Cekiiittt.. Aldi rem mendadak
“ada apaan sih? Kok berhenti?”
Aldi pun langsung turun dari motornya, tanpa menjawab
pertanyaan Lia.

Lia melihat Aldi menyebrang jalan, dan menghampiri
seorang ibu yang membawa banyak belanjaan. Ternyata
Aldi ingin membantu ibu itu menyebrang jalan. Aldi
membawa belanjaan ibu itu dan memegang tangannya.
“wow gila nih cowok baik banget, padahal udah mau telat
nih, tapi masih sempetnya nolongin ibu-ibu itu, gue jadi
terharu hm..” gumam Lia dalam hati.
Aldi pun kembali menaiki motornya, dan kini mereka pun
telah sampai di sekolah.

“hey makasih ya lo udah mau kasih tumpangan buat gue,
kalau gak diserempet sama lo mungkin sekarang gue
udah kesiangan hehe”
“haha iya sama-sama, anggap aja itu rasa minta maaf
gue karena hampir nyerempet lo”
“okey gue ke duluan ke kelas dulu ya.. bye”
“kamu kelas mana li…? Oh bye…” Ucap Aldi yang tak
sempat terbalas oleh Lia, karena Lia telah berlari untuk
pergi ke kelasnya.

Saat tiba di Lobby sekolah, Lia menghentikan
langkahnya. Dia kebingungan mencari kelas barunya.
Matanya terus mencari nama “Lia Miftahul Fernanda” di
tiap kertas yang menempel di sebuah papan, untuk
mencari tau dimana kelas yang akan ia tempati.
“No: 22. Lia Miftahul Fernanda 10 IPA 2”
“nah ini dia, gue ternyata kelas 10 IPA 2, hufft
akhirnyaaa…”
Lia pun bergegas menaiki tangga yang berada di dekat
lobby, karena disitulah kelasnya berada.

Lia memsuki kelasnya dengan sedikit canggung,
nampaknya bangku kelas sudah terisi penuh. Bola
matanya terus mencari dimanakah tempat agar ia bisa
duduk.
“HEY LIA!!!”
Saat tengah mencari bangku, tiba-tiba ia dikagetkan oleh
suara yang memanggil namanya begitu nyaring. Ia pun
menoleh pada arah suara tersebut.
“Elo? Aldi?” ucap Lia kaget.
“Lo ngapain bengong disitu, lagi nyari bangku? Sini
duduk sebelah gue. Kosong kok.”
Lia pun duduk di sebelah Aldi, hari demi hari mereka lalui
bersama sehingga mereka pun semakin akrab. Sepertinya
Lia mulai menyimpan rasa pada Aldi.

Tak terasa 5 bulan telah berlalu, sebentar lagi mereka
akan menghadapi Ujian Kenaikan Kelas, dimana saat
mereka memasuki kelas 11, mereka akan dipisah lagi dari
teman-teman kelasnya.
Oleh karena itu Aldi dan Lia pun tak menyia-nyiakan
waktu mereka untuk bersama, berangkat sekolah bareng,
pulang bareng, dan belajar bareng pun mereka lakukan.
Hari itu Lia sudah sangat terlambat datang ke sekolah,
karena biasanya Aldi selalu menjemputnya ke rumah
untuk berangkat sekolah bareng.

Mau tidak mau kali ini
Lia harus berangkat sekolah sendiri
Setibanya di sekolah Lia pun langsung memasuki
kelasnya, tetapi ia tidak melihat Aldi.
“Ah mungkin Aldi belum datang” ucapnya dalam hati.
Lia pun duduk di bangkunya dan menyelesaikan
tugasnya yang belum selesai.
“Teeeett… teeeettt… teeett”
Bel sekolah tanda pelajaran akan dimulai sudah berbunyi,
tetapi Aldi belum juga datang.
“Aldi kok belum datang sih? Kemana ya dia? Apa
mungkin dia sakit? Atau izin? Tapi kok dia gak bilang
sih? Kan bisa kirim SMS atau telepon kek..” pertanyaan
demi pertanyaan penuh dalam pikiran Lia.

3 hari kemudian, Aldi masih tidak masuk ke sekolah.
Rencananya sepulang sekolah Lia akan pergi ke rumah
Aldi untuk mengetahui alasannya tidak masuk sekolah
selama 3 hari ini, dan alasannya tidak membalas pesan
singkat yang dikirim Lia kepadanya.
Setibanya Lia di rumah Aldi, keadaan rumahnya sepi
seperti tak berpenghuni, gerbangnya dikunci rapat. Usaha
Lia untuk menemui Aldi pun sia-sia.
Di sepanjang jalan pulang Lia terus memikirkan
bagaimana keadaan Aldi dan dimana Dia sekarang?
Hanya itu yang sekarang berkecamuk di dalam
pikirannya.

Sudah hampir sebulan Aldi tidak masuk sekolah, padahal
ini sudah sangat mendekati Ujian Kenaikan Kelas yang
minggu depan akan berlangsung.
Lia terus belajar sendiri dengan rajin, meskipun biasanya
ia belajar bersama dengan Aldi, cowok yang periang dan
menyebalkan menurutnya.
Besok Ujian Kenaikan Kelas akan berlangsung, malam ini
Lia benar-benar serius membaca setumpuk buku di meja
belajarnya. Tiba tiba handphonenya bergetar tanda SMS
masuk.
“drrrttt. drrrttt” Lia sengaja memasang hpnya mode getar
agar tidak mengganggu belajarnya.

— 1 pesan masuk (Alddeh) — HAH? A… ALL… DIII…? Ucap
Lia kaget.
Lia pun segera membaca pesan singkat yang diterimanya
bercampur rasa senang, kaget dan deg degan.
“Hai Lia apa kabar kamu? Udah lama banget ya kita gak
ketemu, maaf aku gak ngabarin kamu. Aku tau kamu
pasti khawatir kan sama aku, kamu pasti nyariin aku
kan.. hahaha”
“ini Aldi ngesms gue kan? Tapi dia beda, biasanya dia
kalau ngomong pake kata LO-GUE, tapi sekarang AKU-
KAMU. Tapi enggak… dia tetep nyebelinnnn kaya dulu.”
Ucap Lia dalam hati.

Lia pun membalas SMS dari Aldi.
“aaalllddeehhh kemana aja lo? Lo jahat gak ngabarin
gue… lo jahat. Lo harusnya masuk sekolah. Lo tau kan
besok ujian kenaikan kelas?”
— Pesan terkirim —
Lia terus memandangi hpnya, berharap hpnya bergetar
dan berharap Aldi segera membalas pesannya.

5 menit… 10 menit… 15 menit kemudian..
“drrttt… drttt…”
— 1 pesan masuk (Alddeh) —
“aku gak kemana mana kok, aku kan selalu ada di hati
kamu, besok semangat ya ujiannya, semoga nilai kamu
bagus.. mungkin ini sms terakhir dari aku, maaf kalau
aku buat kamu kecewa. Aku mau pergi. kalau kamu
kangen besok ke rumah aja ya.. Pokonya AKU SAYANG
KAMU LI, KAMU ITU PRINCESSNYA AKU ”
Lia terharu membaca pesan dari Aldi, ia pun
membalasnya lagi.
“emang lo mau pergi kemana Al? gue kok gak diajak sih?
makasih ya semangatnya. Okey besok pulang sekolah
gue ke rumah lo. Ah dasar gombal lo hahaha”
— Pesan terkirim —

Keesokan harinya Lia kelihatan semangat sekali, ya dia
sudah siap bertempur dengan soal-soal ujian yang akan
dihadapinya.
“teeettt… teeettt…” akhirnya bel tanda selesai ujian pun
berbunyi, Lia segera membereskan alat tulisnya. Dia ingat
sekarang ia harus pergi ke rumah Aldi.
Saat beberapa langkah lagi tiba di depan rumah Aldi,
nampaknya ramai sekali orang yang berkunjung ke
rumahnya. Tapi… tunggu dulu mereka serba memakai
baju hitam. Lia pun melihat bendera kuning yang berkibar
di pagar rumah Aldi. Jantungnya berdebar. Lia
mempercepat langkah kakinya.
“siapa yang meninggal? Jangan-jangan Aldi? ah gak gak
mungkin!!!” Lia berlari, matanya mulai berkaca-kaca.

Di depan pagar ia melihat Ayahnya Aldi.
“Om, maaf yang meninggal itu siapa om?”
“Kamu temennya Aldi kan? Aldi sudah pergi nak.”
“A… alll.. diiii…? Gak om gak mungkin Aldi meninggal,
kemarin dia sempat sms saya om.”
“Iya nak Aldi punya penyakit kanker otak stadium 4. Dia
sempat dirawat di Rumah Sakit yang ada di Jakarta, tapi
dokternya bilang lebih baik Aldi dibawa ke Rumah Sakit
yang ada di Singapur, kemarin dia minta hpnya yang om
simpan, dia bilang dia mau sms kamu buat terakhir
kalinya. Oh iya silahkan masuk dulu nak”
Lia ditemani Ayahnya Aldi pun masuk untuk melihat
jenazah Aldi yang sedang dibacakan Surat Yasin.

“Alll.. kenapa lo gak bilang sama gue kalau lo sakit?
Kenapa pertemuan terakhir kita dalam keadaan lo kayak
gini Al? gue inget waktu pertama kali gue ketemu lo, lo
nyerempet gue waktu gue lagi nungguin angkot, terus lo
ngajak gue berangkat bareng soalnya gue udah hampir
telat. Terus di jalan lo nolongin ibu-ibu yang
belanjaannya banyak banget buat nyebrang jalan. Ah lo
emang cowok baik Al… GUE JUGA SAYANG LO. LO ITU
PANGERAN KESIANGAN GUE”
Sudah 7 hari atas kepergian Aldi, kini Lia pun harus
berangkat sekolah sendiri tanpa ditemani oleh Aldi.
Seperti biasa Lia selalu saja hampir kesiangan, karena
angkot yang ditunggunya selalu penuh.
tiba-tiba…
‘cekiiitt’ ada cowok yang hampir menyerempetnya (lagi)
tapi sayang itu bukan Aldi Sang Pangeran Kesiangannya

Cinta di akhir nada


<a href="http://stevendie.xtgem.com/img/logo.gif"><img src=" http://stevendie.xtgem.com/image/logo.gif" alt="" /></a>

Matahari mulai memanas dan keringat mengucur di
dahiku. Masih empat lagu yang belum kubawakan , tapi
ku tak sanggup lagi tuk berdiri. Akhirnya kupaksakan
raga ini tuk menghibur ribuan orang. Dan akhirnya acara
ini pun selesai sudah.
Sampai di rumah , aku langsung terkulai lemas
menunggu saat ku menutup mata . Akhirnya ku tertidur .

Kicauan burung membangunkanku di pagi itu .
Kurasakan cacing perutku berdemo ingin di beri
makanan . Lalu ku berjalan selangkah demi selangkah
menuju meja makan .
Betapa terkejutnya aku melihat meja makan yang penuh
dengan makanan . “Siapa yang memasaknya ?” tanyaku
dalam hati . Tiba-tiba muncul sosok wanita berrambut
panjang berbaju putih muncul di balik pintu dapur . Dan
ternyata adalah kekasihku .

Dia adalah Angel , wanita yang sangat kucintai .
Penyabar , jujur , perhatian dan setia adalah sifatnya .
Banyak lagu yang kuciptakan karena terinspirasi darinya .
Dari bidadari yang hinggap dihatiku dan menjelma
sebagai kekasih dalam hidupku .

“ Sejak kapan kau disini ? ”, tanyaku
“ Sejak kau masih tidur . ”, jawabnya dengan
senyuman manis
“ Mengapa kau tak bangunkanku ? ”, tanyaku
“ Kulihat kau begitu lelah dan menikmati tidurmu . ”,
jawabnya
Karena cacing perutku meronta-ronta , ku lahap roti keju
yang ada di hadapanku .

Angel melirikku dengan
senyuman .
“Lapar ya ?”, tanya Angel dengan nada manja .
“Ho’oh”, jawabku dengan menganggukkan kepala .
Sesaat kemudian , aku mendapat telepon dari produser
untuk menghadiri meeting dengannya . Padahal di hari
itu juga aku berjanji pada Angel untuk menemaninya
pergi ke rumah orang tuanya di Bogor . Akhirnya rencana
itu pun pupus sudah dan Angel tidak jadi pergi ke Bogor
karena aku harus meeting dan menggarap project
dengan produser . Aku pun berjanji pada Angel bahwa
bulan depan aku akan menemaninya ke Bogor .

Setiap malam aku menciptakan lagu untuk
mempersiapkan album baruku yang akan dirilis bulan
depan . Sehingga waktu luangku habis hanya untuk
membuat lagu dan waktu untuk Angel menjadi
terbengkelai . Setiap kali Angel mengajakku bertemu aku
selalu mengelak dengan alasan pekerjaan .
Tak terasa sudah tiga minggu aku tidak berjumpa dengan
Angel . Rasa rindu tumbuh subur dihatiku . Tetapi saat
aku bertemu dengan Angel , sifatnya sedikit agak
berubah . Dia tampak pendiam dan lebih pasif . Tidak
seperti biasanya yang periang dan murah senyum .
Mungkin dia agak marah karena aku terlalu sibuk dengan
pekerjaanku . Hal itu tak kutanggapi dengan serius .
Sehari sebelum launching album , produser mengadakan
meeting dan diakhiri dengan check sound . Hari yang
kutunggu akhirnya tiba . Aku berharap launching album
ini berjalan seperti yang ku inginkan dan album yang ku
garap meledak dipasaran .
Di awal acara aku mendapat telepon dari Angel yang
menagih janji untuk menemaninya pergi ke Bogor .

Akhirnya kuputuskan agar Angel berangkat sendiri dan
aku akan menyusulnya besok pagi . Tanpa jawaban ,
Angel langsung memutus telepon . Hal itu tak kutanggapi
dengan serius . Dan acara ini pun berjalan sukses .
Tiba-tiba ada kabar yang menyebutkan bahwa Angel
telah mengalami kecelakaan lalu lintas . Aku pun
langsung bergegas menuju rumah sakit . Tetapi
kedatanganku sudah terlambat . Angel terlebih dahulu
pergi sebelum aku datang .
Air mataku jatuh terurai saat ku melihat sosok yang
kucinta telah terbujur kaku di hadapanku . Wajahnya
seolah tersenyum menyambut kedatanganku .
Menyambut kedatangan orang yang tak punya mata hati
.
Kulihat secarik kertas di samping tubuh Angel yang
ternyata adalah pesan terakhirnya . Dalam pesan itu
Angel menulis tiga kata yang membuatku sangat
menyesal . “ Kutunggu Kau Disana “ itulah pesan yang
ditulis Angel sebelum ia pergi ke Bogor . Ternyata dia
sudah merasakan apa yang akan dia alami .
Mungkin , batu nisan pisahkan dunia kita , namun dirimu
akan selalu ada di hidupku . Menemani dalam setiap
detak jantung hingga merasuk dalam palung jiwa .
Penyesalan yang selalu datang takkan membuatmu
kembali . Namun kuyakin kau telah bahagia di
singgasana surga .
Maafkan aku Angel .
*****

Sakaratul maut sang ibu

Bulan ramadhan, bulan yang penuh berkah bagi umat
muslim sepertiku. Kesuciannya, ketenangannya,
membuatku gembira jika bulan itu menyapaku. Hari
pertama puasa, aku tinggal di sebuah pondok pesantren,
yaitu Al-Khodijah yang bertempat di surodinawan
Mojokerto. Aku menghuninya selama 2 tahun ini. Aku
belajar, mengaji, tertawa, menangis di pondok itu.
Penjara suci itu sangat membuatku bahagia. Oh iya
namaku Viola Darmayanti. Aku anak yatim sejak umur 9
tahun. Dan sejak itulah aku hanya hidup berdua bersama
ibu.

Ibu, yah itulah sosok orang yang setia padaku. Ia
membimbingku, menafkahiku tanpa seorang ayah.
Bagiku dia adalah sesosok pahlawan di hidupku.
Rutinitas ibu semenjak aku di pondok adalah
menjengukku pada setiap hari minggu. “Belajar yang
betul ya nak, Ibu sayang Viola” Ucap ibu padaku tiap kali
bertemu. Aku hanya membalasnya dengan senyuman
dan kecupan di pipinya.

Seperti halnya di semua pondok, disaat ada bulan
ramadhan pasti ada liburan pondok/pulang. Setelah 3
minggu aku berpuasa di pondok, telah tiba saatnya aku
pulang. Aku pulang dengan sangat gembira, begitupun
ibuku. Ibu sangat bahagia jika aku pulang, karena ibu
hanya seorang diri di rumah, tanpa suami dan juga anak.
Berbuka puasa di rumah tak seperti berbuka puasa di
pondok yang hanya makan dengan tahu, tempe dan
kecap. Di rumah, ibu diam diam sudah memasak
makanan favoritku tanpa sepengetahuanku, yaitu nasi
goreng ala bunda dan es garbis buatan ibu. Alangkah
senangnya hatiku.

“Allahuakbar! Allahuakbar!” Suara adzan menyapa
telingaku. “Viola sayang, ayo berbuka puasa dulu”
suruhanya dengan penuh kelembutan. aku pun berbuka
bersamanya. kebiasaan ini berlangsung hanya seminggu.
7 hari kemudian tibalah hari kemenangan yaitu idul fitri,
di mana semua umat muslim berjabat tangan bermaaf–
maafan sebelum hari itu, ibu telah membelikan aku
beberapa baju ada jubah merah, hem, rok, celana dan
masih banyak lagi, betapa senangnya aku punya ibu
sepertinya.
Hari pertama yang kukenakan adalah jubah mungil
berwarna merah “subhanallah cantiknya anakku” puji
ibuku kepadaku sambil menatap mataku. Ibu pun
mengenakakan jubah merah persis sepertiku. “ibu cantik
deh kayak aku” godaku. “ibu aku minta maaf kalau
selama ini aku bandel aku nakal, aku gak pernah nurut
sama ibu, aku sayang banget sama ibu, aku bersyukur
punya sosok bunda seperti ibu. terima kasih bu atas
segalanya” rintihku pada ibu sambil mataku berkaca-
kaca, ibu hanya tersenyum padaku dan berkata “ibu juga
sayang viola, ibu gak peduli viola nakal atau apapun.

Bagi ibu viola adalah sebuah permata indah di lautan
yang sulit ditemukan” sambil mengelus rambutku dan
mengusap air mataku.
Setelah beberapa hari lamanya aku di rumah dan
sekarang, hari ini adalah waktuku untuk mengabdi lagi
pada bunyai seperti biasanya, ibu mengantarku sampai
ke pondok dan akhirnya tibalah di pondok. Ibu
meninggalkanku dengan bekas ciumannya di keningku.
Sedih? iya pasti sejak ayah meninggal pada tahun 2009,
ibu hanya serumah denganku saja. Kakak-kakakku sudah
punya kehidupan masing-masing.
Seminggu berlalu, waktu sambang pun datang tepat
pada pukul 10.00 ibu mengetuk pintu kamarku aku kaget
dan dengan senangnya aku langsung memeluk ibuku
dengan penuh rasa rindu. tapi anehnya, hari itu ibu agak
berbeda. Ibu sangat memanjakanku tak seperti biasa ibu
sangat menunjukkan rasa rindunya padaku.
3 jam berlalu, setelah sholat bersamaku, ibu pamit
padaku untuk pulang, aku pun meng iyakan ibu. “hati
hati di jalan ya bu, gak boleh sedih, harus semangat!
Viola disini bahagia kok bu!” aku mencoba membuat ibu
semangat. ibu hanya menjawabnya dengan senyuman
dan mengecup pipiku lalu pulang.
Esoknya seperti biasa pagi pagi aku mandi, ngaji, lalu
sekolah. Aku bersekolah di SMP MA’ARIF PURI waktu
itu. Lalu aku pulang setelah dhuhur tepatnya pukul 13.30.

Alangkah terkejutnya aku, tiba tiba Vivi keponakanku
menjemputku. Aku kira sih dia kangen sama aku. Tapi
setelah mendengar kabar bahwa ibu sakit dan di rawat di
rumah sakit, aku langsung panik, sehingga aku langsung
keluar pondok tanpa sepengetahuan pengurus ataupun
Bunyai.
Setelah sampai di RS, tepatnya di RS gedeg, Aku
langsung menanyakan dimana ibu. “Ibu di UGD” Jawab
kakakku. Tanpa takut, aku langsung menjenguk ibu di
UGD dan memeluknya. Saat itu, ibu tak sadar, ia hanya
ditemani dengan beberapa alat bantu, saat itulah aku
menangis tersedu-sedu.
24 jam berlalu, ibu dipindah ke ruang khusus untuk
diberikan perawatan intensif. Dokter mondar-mandir
kebingungan memasang alat bantu di tubuh ibu. Aku
hanya bisa menangis menghadapnya dan melihat ibu.
Beberapa jam silang, pemasangan alat-alat di tubuh ibu
telah usai. Aku langsung menghampiri ibu yang tak bisa
sadarkan diri. Ibu hanya bisa meneteskan air mata ketika
mendengar suaraku. “Ibu, plis jangan tinggalin aku
sendiri disini, aku gak bisa ngejalanin hidup tanpa ibu,
Viola mohon ibu sadar di hadapan Viola sekarang juga!
Sekarang bu sekarang!” Sentakku di telinga ibu sambil air
mataku bercucuran. Ibu hanya meresponnya dengan air
matanya dan nafas yang sesak itu.
Malamnya, setelah sholat isya’ aku berdo’a pada sang
kuasa supaya ibu diberikan kesadaran. Tapi entahlah,
doaku tak dikabulkan sang kuasa. Pukul 21.00 aku
tertidur pulas di kursi tunggu depan kamar ibu. Tiba-tiba
aku dibangunkan dan mendengar bahwa ibu telah
menghembuskan nafas terakhirnya. Saat itu pukul 02.00
pagi. Alangkah terkejutnya aku hingga aku tak sadarkan
diri.

Aku bangun dan tiba-tiba aku berada di kamarku. Aku
kebingungan, aku menghampiri ibu, dan saat itu ibu
telah dibungkus dengan kain kafan. Sungguh sedihnya
aku. Aku mengantarkan ibu sampai ke peristirahatan
terakhirnya. Hampir seminggu aku larut dalam kesedihan
ini. Aku tak mau makan dan apapun itu.
Setelah kian lamanya aku sendiri, alias yatim piatu.

“Viola… Sebenarnya ibumu tak ingin meninggalkanmu
sendiri di dunia yang indah ini. Sakaratul maut saja
ibumu seperti tak bisa melakukannya dan kesakitan
karena dia tak bisa meninggalkanmu. Dia sangat
menyayangimu. Lalu aku bisikkan di telinganya bahwa
semua kakakmu akan menafkahimu dan menjaganya
seperti ibumu menjagamu semasa hidupnya. Dan saat
itulah dia baru bisa menghembuskan nafas terakhirnya
bersama syahadatnya” Jelas kakakku panjang. Aku
menangis mendengar cerita itu. Dan kakakku
memotivasiku agar tetap semangat supaya ibu bahagia
bisa melihat anaknya mandiri sepertinya.

4 buah lilin

Ada empat buah lilin yang menyala
dengan terang. Suasana begitu hening hingga
terdengarlah percakapan mereka.

Lilin pertama berkata,
“Aku adalah kedamaian. Tidak ada seorang pun yang
mampu menjaga cahayaku di segala kondisi. Aku yakin
bahwa aku harus pergi dan aku merasa tidak mempunyai
alasan untuk tetap tinggal.” Lilin itu pun memadamkan
cahayanya dengan menguranginya secara berangsur –
angsur hingga cahayanya benar – benar lenyap.

Lilin kedua berkata, “Aku adalah iman.” Satu hembusan
angin pun bertiup dan memadamkan cahayanya secara
total.

Ketika gilirannya tiba, dengan sedih lilin ketiga berkata,
“Aku adalah kasih sayang. Aku tidak mempunyai
kemampuan untuk terus ada. Tidak ada lagi seseorang
yang mempedulikan aku, sedang orang – orang tidak
menghormati nilai – nilaiku dan mereka melupakan kasih
sayang orang yang paling dekat dengan mereka.”

Tiba – tiba, ada seorang anak kecil masuk ke kamar itu
dan menyaksikan apa yang terjadi dengan ketiga lilin itu.
Anak kecil itu pun mulai menangis. Saat itulah lilin
keempat angkat bicara dan berkata, “Jangan takut, hai
anakku. Selama aku masih ada, kita mampu menyalakan
kembali tiga lilin itu. Aku adalah harapan.”
Dengan mata yang berseri – seri, anak kecil itu meraih
lilin harapan dan mulai menyalakan ketiga lilin lainnya.
Sinar harapan tidak boleh padam dari kehidupan kita.

Dengan itu, manusia mampu menjaga iman, kedamaian,
dan kasih sayang.
Sesungguhnya perumpamaan optimisme dan harapan
adalah seperti kelemahan dan keputusasaan, yakni : bisa
di pelajari.

Kopi KW ( kucing wedan )

Pada era modern ini banyak orang yang ingin menjadi
seorang entrepreneur muda, tak terkecuali kang mas
Prapto, prapto merupakan seorang pemuda tambun
berwajah pas-pasan.
Pada suatu ketika muncullah sebuah gagasan untuk
membuat sesuatu yang baru dan original yang belum
pernah dibuat oleh siapapun di muka bumi ini.

Prapto
setiap hari bekerja keras selama 10 jam tiap harinya
untuk mewujudkan penemuannya ini, hingga akhirnya
setelah berjibaku dengan kerasnya penelitian yang ia
lakukan, maka terciptalah sesuatu yang baru dan tiada
duanya di dunia ini.
Layaknya sebuah produk baru maka prapto
membutuhkan seorang tester untuk mencoba produknya
ini, maka diundanglah 3 orang temannya, angga, anton
dan heru, untuk mencoba produk barunya.

“bro, cobain produk baru buatanku ya, dijamin tiada
duanya di dunia ini” kata prapto pada 3 orang temannya
“produk baru apa bro” Tanya heru
“jadi penasaran, gratis kan” tambah angga bertanya
“So pasti bro, ni produk dijamin top marokootop..!!!”
jelas prapto
“produk loe apa sie bro” Tanya anton
“kopi bro”, kata prapto
“wah jos ntu, gua suka banget ngopi” celetuk heru
“gua juga suka ngopi bro” tambah anton
“oke loe bertiga harus cobain kopi hasil penelitian gua,
dijamin istrimewa..!!!”
Sejenak Kemudian prapto menghidangkan 3 cangkir kopi
panas kepada 3 orang temannya, maka telah siaplah
secangkir kopi di masing-masing hadapan teman-
temanya
“ni bro silahkan dicoba, tapi hati-hati masih panas” kata
prapto sambil menyodorkan secangkir kopi kepada heru.
“wiiih… matep ni…!!!” ucap heru
“asli kopi racikan loe nie bro?” Tanya angga
“ya iya lah cui.. asli buatan gua nie” jelas prapto dengan
bangganya
“kok warnanya agak beda ya bro” Tanya anton
“agak beda dikit lah bro kan racikan sendiri” jelas prapto
Kemudian mereka bertiga mulai meminum kopi buatan
prapto, satu tegukan mereka mulai merasa ada yang
berbeda dari kopi buatan prapto.
“ehmmm… beda nie bro,” ucap heru
“iya kok agak aneh ya, rasa kopinya kok samar-samar ya”
tambah anton
“kopi bagus katanya emang kayak gini.. jooz kopi buatan
loe To!” Ucap angga dengan gaya sok taunya
“so pasti bro, silahkan dihajar sampai habis, kalau
kurang gua masih punya banyak di belakang” kata Prapto
Tegukan kedua ketiganya mulai merasa aneh dengan
kopi yang dihidangkan prapto.
“beneran nie beda banget bro, gua belum pernah minum
kopi kayak gini” ucap angga
“gua kok ngerasa aneh ya.” Kata heru
“gua kok tetep gak bisa ngerasain rasa kopinya” kata
anton
“tenang bro memang itu sensasi rasanya” jelas prapto
Setelah kopi di cangkir sudah mau habis barulah prapto
menjelaskan tentang hasil penemuannya
“loe bikin nie kopi caranya gimana bro” Tanya angga
sambil minum kopi
“oke.. gua jelaskan, loe pada tau kopi luwak ngak bro?”
“tau lah, ntu kan kopi yang terkenal banget” jawab heru
“nah gua terinspirasi dari kopi luwak itu bro” jelas prapto
“maksud loe bro” Tanya anton sambil merasakan sesuatu
yang tidak enak dibalik penjelasan prapto
“nah karena di sini luwak kan kagak ada, maka dari itu
medianya gua ganti bro” jelas prapto

“loe ganti gimana bro?” Tanya heru penasaran dan mulai
muncul kecurigaan di wajahnya
“tapi janji jangan loe kasih tau ke orang-orang ya” kata
prapto
“udah cepet loe jelasin medianya loe ganti apaan” ucap
heru sembari meletakkan cangkir kopinya
“jadi, medianya gua ganti kucing piaraan gue bro” jelas
prapto
“becanda loe bro mana doyan kucing ma biji kopi” kata
anton dengan muka menahan muntah

“ya bisa aja bro, jadi kopinya tu gua giling terus gua
campur sama nasi, gua campur juga sama ikan asin
favorit kucing gua bro” jelas prapto sembari berdiri
“kampret loe bro…!!! teriak heru
“hoooeeek… hoooeeek…!!! Anton mulai muntah
“bentar bro gua jelasin lanjutannya, loe hargain
perjuangan gua donk! Gua udah susah-susah nungguin
tu kucing beol di pasir depan rumah selama hampir 10
jam. Dah gitu gua juga harus jemur ntu eek kucing, 3
hari baru kering, dah gitu gua juga harus sangrai ntu
jemuran eek kucing yang udah kering, baru gua tumbuk.

Perjuangan gua berat banget buat ngasilin kopi ntu bro.”
jelas prapto sembai tiarap
“Tooooolooong…!!!” Teriak angga sembari tergeletak tak
berdaya di tanah. Memang dia yang tadi minum paling
banyak kopi.
Hoooek… hoooek… hoooooeeeeek… hanya suara itu yang
terdengar dari 3 orang teman prapto selama hampir 10
menit, dan tiba-tiba suara mendadak jadi hening, dan
keheningan itu berlanjut, diketahui bahwa angga, heru
dan anton menjadi pasien tetap di sebuah rumah sakit
karena diare akut yang dideritanya. Dan sampai saat ini
obat untuk diare mereka belum ditemukan. Dan prapto
ditetapkan sebagai tersangka percobaan pembunuhan
berencana dengan tuntutan seumur hidup.

Hingga saat
ini KOPI KUCING buatan prapto tetap melegenda dan
dicari pihak militer untuk digunakan sebagai senjata
biologis, senjata pembunuh masal yang efisien.

Di kantor penuh hantu


Jadi cerpen horor kali ini
bermulai di sebuah kantor yang
terletakdi Jakarta. Kantor ini
menyimpan banyak cerita
misteri yang sering
mengganggupekerja disana..
Dan yak lagi-lagi cerita ini
merupakan kejadian asli, tanpa
formalin.. eh rekayasa
maksudnya.

Tadi siang temen Chuck nelpon
ketakutan katanya pas dia lagi
di kamar mandi tiba-tiba pintu
WC-nya kebanting sendiri.
Padahal gak ada hujangak ada
angin di dalem kantornya (Ya
iyalahhh masa di dalam kantor
bisa hujan, emang gaada
atapnya apa -__-). Kata dia,
pintu yang kedobrak itu bukan
satutapi 2 pintu sekaligus!! Dan
kejadiannya jam 1 siang..
Sepertinya hantu jaman
sekarang keluarnya gak cuma
malam hari..
Sebenernya "penghuni"
kantornya emang jail-jail.Banyak
banget yang sering dijailin dari
yang cuma suara sampe
penampakan si"penghuni". Gak
cuma satu-dua "penghuni" tapi
banyakkk..Seketika itu juga
dengkul Chuck lemas, kalah deh
lari sambil dorong
gerobakbubur terus diuber-uber
anjing.. lemeskan? Hiiiiyy ..
Karena Chuck kasihan, jadi
Chuck tetep dengerin
ceritanya,tetep sok berani biar
gak dibilang penakut *gengsi*
Waktu itu ada 1 orang yang
lembur, sebut saja Agus
yangmasih berada di kantor
untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Tidak ada orang,
hanya Agus sendiri.. *suara
angin sepoi-sepoi*

Agus sibuk kerja didepan
komputernya, sibuk mengutak-
atik pekerjaannya yang masih
belum selesai. Sesekali Agus
melihat ke kanan kiri,depan dan
belakang, berharap ada
temannya yang balik ke kantor
buat menemani.Sayangnya, itu
hanya haarapan Agus semata.
Suasana saat itu gelap, dan
hening, hanya bunyi keyboard
yang menemani Agus malam
itu.. Agus sibuk mengetik,
tanpa memperdulikan
sekelilingnya. Saat dia terlarut
dengan pekerjaannya, tiba-tiba
suara telepon berdering.
"KRINGG.. KRINNGGG.."
Telepon yang berada di
depannya berdering, karena
kantor sudah sepi maka suara
deringnya sangat nyaring.

Sontak Agus kaget bukan
main..Sambil mengelus-ngelus
dadanya, sembari menenangkan
suara jantungnya yang mulai
berdetak kencang dan tak
beraturan, Agus mengangkat
telepon itu. [cerpen horor]
"Ha..loo ,"ujar Agus pelan atau
mungkin suaranya tersedak di
dalam tenggorokannya.
Berharap ada jawaban, Agus
kemudian mendengarkan secara
seksama suara yang keluar dari
teleponnya..
"Kresseekk... Kreseek..."
Walau Agus menunggu lama,
tapi hanya suara itu yang
terdengar di ujung telepon.
Karena merasa dijaili, kemudian
Agus menutuptelepon itu
dengan perasaan campur aduk
antara marah, dan takut.
Bulu kuduk Agus mulai berdiri,
suasana malampun semakin
mencekam. Udara di sekitar
Agus mulai menyesakkan,
seolah ada tangan kecil
yangmencekik lehernya..
Karena Agus teringat
kerjaannya, dia coba
memberanikan diri dan coba
untukmenyelesaikan tugasnya.
Kembalilah jemari Agus mulai
menekan-nekan tombol
keyboard, menciptakan
kegaduhan kecil..

Beberapa menit setelah itu,
telepon kembali berdering..
"KRINGG..KRINGGG.."
Karena Agus sudah lelah dan
cape, Dia mengangkat telepon
itudengan marah, dan jengkel.
"HALOO!!!" bentaknya.
"INI SIAPA? JANGAN BERCANDA
DONG!SAYA LAGI BANYAK
KERJAAN NIH!! " Bentak Agus
dengan nada yang lebih
tinggilagi
Tiba-tiba..
Keluarlah suara pelan dari ujung
telepon..
"Mas... bisa angkat kakiinyaa?
Rambut saya keinjek mas.."
dengan suara pelan dantertatih
DARRR!!! Muka Agus mendadak
menjadi pucat, jantungnya
serasa copot, dan perutnya
mules gak karuan..
Agus sadar, hanya dia saja
yang masih berada di gedung
itu.Telepon itu juga gak bisa
dipake untuk telepon keluar,
hanya untuk extesion. Jadi
tidak mungkin telepon itu dari
rekan kerjanya.

Seketika itu juga Agus langsung
keluar ruangan. Dengan
tunggang langgang dia berlari
sekuat tenaga. Agus udah gak
melihat belakanglagi,
komputernya pun
ditinggalkannya begitu saja.

Terus kata temen Chuck, besok
harinya dia langsung
mengundurkan diri. Danternyata
karyawan lainpun sering
mengalami hal yang serupa
dengan Agus.

Wanita Yang kesepian

Akhir-akhir ini aku merasa
sangat kesepian, tidak ada
teman bicara yang bisa aku ajak
cerita dan bertukar pikiran,
padahal.. aku ini termasuk
perempuan yang pandai
berbicara dan tidak
membosankan.

hmm.. sampai
akhirnya malam ini ada wanita
muda yang dapat aku ajak
bicara.

"Malam" sapaku pada wanita
muda berambut pendek,
berbadan cukup besar yang
terbaring lemah diatas ranjang
tidurnya
"Malam" jawabnya pelan.
suaranya mengingatkanku pada
masa-masa lemahku dulu
"Baru pindah ya?" tanyaku
dengan penuh kelembutan
sambil berjalan menuju tempat
tidurnya
"Iya tadi sore. 2 hari yang lalu
baru beres melahirkan anak
kedua" katanya dengan nada
menjelaskan.
"Oooh begitu, pantas baru lihat.
Bagaimana kondisi anaknya
neng? sehat?" benar kan? aku
memang orang yang pandai
berbicara.

"Alhamdulillah perempuan,
sehat, pas lahir 3kg. Teteh abis
melahirkan juga?" tanyanya
dengan antusias sambil
mengangkat badannya dari
posisi tidur menjadi setengah
duduk dialasi oleh bantal di
punggungnya.
"Iya, anak saya juga perempuan
neng…………"
Dan akhirnya perbincangan
kami berlanjut sampai larut
malam, tak terasa 20menit
berlalu sejak perbincangan awal
kami.

"Teteh kamarnya dimana ya
siapa tau nanti saya bisa lihat
anaknya" wanita muda itu
memandangku dengan penuh
semangat, seakan menemukan
teman seperjuangan.
"Lah, saya kan sekamar sama
neng :)" jawabku tersenyum.
"Disebelah mana teh?" wanita
itu bertanya seakan
kebingungan mencari tempat
tidur yang kosong diruangannya
sekarang.
"Itu" aku menunjuk kasur kapuk
yang dilipat rapi diatas lemari
tua sebelah ranjang kosong
yang letaknya hanya beberapa
petak dari tempat kami berada.
"Oooh" terdengar suara kecil
dari wanita muda yang raut
wajahnya mulai pucat pasi
seakan tidak ingin banyak
bertanya lagi. karena
perasaanku tak enak, aku
sudahi pembicaraan malam ini.

"Yauda neng, izin pamit mau
tengok anak dulu ya, sampai
jumpa besok malam. nanti
mampir ya" aku membalikan
badan sambil tersenyum
singgung dan segera keluar dari
ruangan itu. Aku tak berani
membalikan badan karena
perasaanku benar-benar tak
enak.
Malam berikutnya, wanita muda
itupun hilang. Benarkan
perasaanku tak enak? Aku
kesepian lagi. Tak lama setelah
aku meratapi nasib, ada
beberapa suster yang melewati
kamarku ini. mereka berbincang
dan berbisik. aku tak suka itu.
Suster 1: "tadi pagi ada ibu
melahirkan pindah lagi dari
ruang ini, katanya semalam ibu
itu berbincang bersama wanita
yang katanya mirip sundel
bolong, awalnya sih manis, eh
pas balik badan punggungnya
busuk"

Suster 2: “HHIIIYY serem,
jangan-jangan itu arwah
penasaran perempuan yang
meninggal karena melahirkan
beberapa bulan yang lalu lagi?
dulu dia kan kamarnya disini"

Suster 1: "Eeeeh udah ah, jadi
merinding, yuk ah jangan lama-
lama disini"
.. Hmmmm benar kan,
perasaanku tak enak. Padahal
aku tak pernah berniat jahat
kepada mereka semua, aku
hanya ingin ada teman bicara.
Sejak beberapa bulan yang lalu
setelah kematianku karena
pendarahan ketika melahirkan,
aku benar-bener kesepian.

Suamiku pergi, anakku ikut
dengan suamiku. Aku disini,
sendiri. tidak bisa keluar.
Tolong siapapun, temani aku.